Text
Perioperative Hemostasis, Coagulation for Anesthesiologists
Istilah "hemostasis" merangkum berbagai proses fisiologis yang menyebabkan berhentinya perdarahan jika terjadi cedera pembuluh darah. Hemostasis menjaga darah di dalam pembuluh darah yang rusak dan oleh karena itu merupakan mekanisme yang menyelamatkan jiwa. Selain itu, hemostasis yang adekuat merupakan prasyarat untuk penyembuhan luka yang efektif setelah cedera. Proses hemostasis sangat kompleks. Pada fase awal, penyempitan pembuluh darah yang cedera menyebabkan berkurangnya aliran darah. Kemudian sebuah sumbat terbentuk, yang terdiri dari trombosit dan serat yang menempel dan terkumpul; ini mengarah pada kontrol penuh atas kehilangan darah dan memungkinkan perbaikan kerusakan pembuluh darah dan jaringan. Sejak jaman dahulu, para dokter telah mengembangkan dan memperluas teori untuk menjelaskan proses koagulasi. Beberapa langkah terpenting dalam perjalanan ini adalah deskripsi fibrin sebagai kandungan utama gumpalan darah, oleh Johannes Mueller (1801-1858); deskripsi prekursornya, fibrinogen, oleh Rudolf Virchow (1821-1902); dan isolasinya oleh Prosper Sylvain Denis (1799-1863). Alexander Schmidt (1831-1894) dan Rudolf Virchow adalah orang pertama yang menyarankan bahwa pembentukan fibrin dari fibrinogen adalah proses enzimatik. Alexander Schmidt menyebut enzim pengubah fibrinogen "trombin" dan prekursornya "protrombin" (Schmidt, 1872-1892). Pada tahun 1890, kalsium ditemukan penting untuk koagulasi (Arthus dan Pagè Trombosit ditemukan pada tahun 1865 dan dijelaskan lebih lanjut pada tahun-tahun berikutnya (Brewer, 2006). Hemostasis adalah istilah gabungan untuk segala prosedur yang dilakukan oleh tubuh untuk melindungi diri dari proses pendarahan.
No copy data
No other version available