Text
Phytoremediation; Management of Environmental Contaminants, Volume 1
Teknologi fitoremediasi menggunakan tanaman hijau dan komunitas mikroba yang terkait untuk menghilangkan, menurunkan, atau menstabilkan kontaminan anorganik dan organik yang masuk ke dalam udara, air, dan tanah di berbagai ekosistem. Dalam beberapa kasus, aplikasi fitoremediasi dapat berfungsi sebagai salah satu dari beberapa komponen yang berguna dalam pengelolaan dan pengendalian kontaminan secara keseluruhan dengan menggunakan mekanisme fisiologis/ biokimia yang digerakkan oleh tenaga surya yang relatif murah dan umum digunakan oleh sebagian besar tanaman. Banyak aplikasi fitoremediasi memiliki nilai tambah dalam menyediakan opsi remediasi yang menawarkan gangguan minimum terhadap ekosistem atau habitat yang sedang diperbaiki. Berbagai bentuk restorasi ekologi dasar termasuk fitoremediasi telah digunakan selama berabad-abad di seluruh dunia dan merupakan bagian dari apa yang digambarkan oleh filsuf Immanuel Kant sebagai perlunya manusia untuk mempertimbangkan efek potensial dari tindakan mereka terhadap kesejahteraan seluruh umat manusia sepanjang masa. Biasanya proyek restorasi ekosistem bertujuan untuk memulihkan area yang terkena dampak ke kondisi yang sedekat mungkin dengan kondisi yang ada sebelum gangguan. Dalam kasus fitoremediasi, salah satu cara yang baik untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui proses pengelolaan kontaminan yang menjamin kesesuaian antara aplikasi fitoremediasi dengan jenis dan konsentrasi kontaminan serta karakteristik spesifik lokasi yang penting dari area yang sedang diremediasi. Bab-bab dalam buku ini memberikan penjelasan yang beragam mengenai proyek-proyek penelitian fitoremediasi terpilih dan sejarah kasus dari lokasi dan/ atau laboratorium tertentu di empat benua di seluruh dunia. Volume 1 memberikan perspektif global yang beragam dan mencakup pengamatan dan data yang dikumpulkan dari berbagai lokasi di lima belas negara di Afrika, Asia, Amerika Selatan, Eropa, dan Amerika Serikat. Kontaminan organik dan anorganik yang tercakup meliputi BTEX, PAH, RDX, hidrokarbon termasuk minyak bumi, dan logam berat/metaloid. Bab-bab dalam Volume 1 juga membahas pengaruh faktor-faktor kunci terhadap pengelolaan kontaminan secara umum di tanah dan air seperti ketersediaan hayati, desain lanskap, dan perubahan proses, termasuk biochar. Semua bentuk restorasi ekosistem termasuk fitoremediasi harus dikaji ulang dalam konteks perubahan iklim yang lebih luas. Para editor dan penulis yang berkontribusi berharap bahwa salah satu hasil dari penerbitan buku ini adalah untuk menyediakan berbagai data eksperimental yang berguna yang berasal dari aplikasi fitoremediasi secara global. Semoga buku ini juga dapat memberikan wawasan baru mengenai keuntungan dan kerugian dari penggunaan fitoremediasi untuk mengelola ancaman degradasi ekosistem yang terus berlanjut akibat interaksi kontaminan dan perubahan iklim.
No copy data
No other version available