Text
Place and Health as Complex Systems; A Case Study and Empirical Test
Selama dekade terakhir, para ahli telah mengembangkan pendekatan kompleksitas tempat (complexities of place/COP) untuk mempelajari tempat dan kesehatan. Menurut COP, masalah dalam penelitian kesehatan masyarakat konvensional adalah kurangnya teori dan metode yang efektif untuk memodelkan kompleksitas lingkungan, komunitas, dan sebagainya, mengingat tempat menunjukkan sembilan karakteristik "sistem kompleks" yang penting: yaitu (1) kompleks secara kausal, (2) mengorganisir diri sendiri dan muncul, (3) simpul dalam jaringan yang lebih besar, (4) sosio-spasial yang dinamis dan berkembang, (5) nonlinier, (6) historis, (7) sosio-spasial yang terbuka dengan batas-batas yang tidak jelas, (8) konflik dan negosiasi yang sangat penting, dan (9) berbasis agen. Namun, meskipun menjanjikan, pendekatan COP saat ini dihadapkan pada dua tantangan: definisi kompleksitas yang komprehensif masih belum teruji secara sistematis; dan metode komputasi dan ilmu pengetahuan kompleksitas yang direkomendasikan (misalnya, pemodelan geospasial, analisis jaringan sosial, pemodelan berbasis agen) belum terorganisir ke dalam suatu kerangka kerja yang kohesif. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan pengujian menyeluruh terhadap kesembilan karakteristik COP dan metode yang disarankan. Untuk melakukan pengujian, kami membuat dua kemajuan penting: Pertama, kami mengembangkan dan menerapkan Definitional Test of Complex Systems (DTCS) pada sebuah studi kasus tentang kesehatan masyarakat dan perluasan wilayah (masalah sistem yang kompleks) untuk menguji, dengan cara uji lakmus, validitas empiris dari definisi sembilan karakteristik COP. Kedua, kami menggunakan SACS Toolkit, yang kami gunakan untuk menyusun daftar metode COP yang disarankan ke dalam kerangka kerja yang kohesif. SACS Toolkit adalah platform berbasis kasus, metode campuran yang memanfaatkan kemajuan terbaru dalam metode komputasi dan ilmu pengetahuan kompleksitas untuk memodelkan kompleksitas temporal dan spasial dari sistem yang kompleks. Untuk studi kasus kami, kami meneliti jaringan 20 komunitas, yang terletak di Summit County, Ohio, Amerika Serikat. Secara khusus, kami meneliti dampak negatif dari perluasan wilayah pinggiran kota terhadap masyarakat miskin di wilayah ini. Basis data kami dipartisi dari Summit 2010: Proyek Kualitas Hidup. Secara keseluruhan, kami menemukan bahwa definisi 9 karakteristik COP adalah valid secara empiris dan berguna. Kami juga menemukan bahwa SACS Toolkit merupakan cara yang efektif untuk menggunakan dan mengatur metode yang direkomendasikan oleh pendekatan COP. Meskipun demikian, beberapa masalah muncul. Sebagai contoh, pendekatan COP tampaknya hampir seluruhnya terfokus pada kompleksitas tempat. Dengan demikian, pendekatan ini belum mengembangkan pandangan yang canggih tentang bagaimana tempat, kesehatan dan perawatan kesehatan merupakan sistem yang kompleks. Selain itu, meskipun berguna untuk memikirkan tempat sebagai berbasis agen (Karakteristik 9), ada beberapa keterbatasan dalam pendekatan pemodelan ini, seperti pandangan mikroskopis tentang struktur sosial yang muncul dan pandangannya yang terbatas (berbasis aturan) tentang agensi. Namun, terlepas dari tantangan-tantangan ini, pendekatan COP tampaknya memiliki janji empiris yang nyata sebagai cara yang berguna untuk mengatasi banyak tantangan yang tampaknya tidak dapat dipecahkan oleh penelitian kesehatan masyarakat konvensional; khususnya, memodelkan evolusi dan dinamika tempat yang kompleks, dan menangani interaksi sebab akibat antara faktor komposisi dan kontekstual dan dampaknya terhadap hasil kesehatan di tingkat masyarakat.
No copy data
No other version available