Text
Plant Responses to Air Pollution
Sebagai komunitas yang hidup di planet bumi, pemanfaatan sumber daya alam sudah menjadi hal yang lumrah bagi manusia. Namun, eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam ini selama dua dekade terakhir telah mengakibatkan masalah lingkungan yang besar. Meningkatnya populasi manusia dan kebutuhan energi telah menyumbangkan berbagai jenis spesies kimia dan biologi yang berbahaya di atmosfer. Akhir-akhir ini, polusi udara telah menjadi isu yang menjadi perhatian bersama. Proses polusi udara dapat didefinisikan sebagai kondisi atmosfer yang memiliki tingkat polutan yang tinggi yang dapat menghasilkan efek yang tidak diinginkan pada bahan, tanaman, dan kesehatan manusia. Polutan udara utama termasuk sulfur dioksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, hidrokarbon dan partikulat, dan lain-lain yang memainkan peran yang sangat signifikan dalam mempengaruhi proses biokimia dan fisiologis tanaman dan pada akhirnya menyebabkan kerugian hasil panen (Heck dkk., 1988). Di negara-negara berkembang seperti India, perubahan yang sangat drastis pada kualitas udara telah diamati selama dua dekade terakhir. Banyak kota di Asia, Afrika, Amerika Latin menghadapi tantangan besar dalam hal polusi udara (Ashmore 2005). Delhi (ibu kota India) juga menghadapi masalah polusi udara yang parah meskipun telah menerapkan transportasi umum berbahan bakar CNG (Saxena et al. 2012). Kualitas udara di Delhi merupakan yang terburuk di antara 1.600 kota di dunia (WHO 2014-2015). Menurut perkiraan, sekitar 1,5 juta orang terbunuh setiap tahunnya. India memiliki tingkat kematian tertinggi di dunia akibat penyakit pernapasan kronis dan asma.
No copy data
No other version available