Text
Political Determinants of Income Inequality in Emerging Democracies
Kita biasanya beranggapan bahwa ketimpangan yang tinggi terjadi di negara-negara berkembang, bahkan setelah demokratisasi. Ini adalah fakta yang diterima, tetapi logika di baliknya tidak terbukti dengan sendirinya. Faktor-faktor ekonomi, sosial, dan demografi menyebabkan ketimpangan pendapatan. Demikian pula, politik memainkan peran penting dalam menentukan ketimpangan. Dengan asumsi bahwa mayoritas penduduk di negara-negara berkembang terdiri dari kelompok berpenghasilan rendah, lembaga-lembaga demokratis diasumsikan merefleksikan preferensi mereka terkait intervensi pemerintah dalam masalah ketimpangan. Kebijakan publik yang diprediksi akan mengurangi ketimpangan. Namun demikian, tampaknya mekanisme ini tidak serta merta berfungsi. Meskipun beberapa negara berhasil menurunkan ketimpangan setelah demokratisasi, tingkat ketimpangan yang tinggi masih tetap ada di beberapa negara lainnya. Pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut: Apa yang menentukan tingkat penurunan ketimpangan di antara negara-negara yang telah mengalami demokratisasi? Banyak penelitian telah dilakukan mengenai ketimpangan di negara-negara demokrasi maju, terutama dengan fokus pada politik koalisi berbasis kelas. Namun, sulit untuk memahami perkembangan banyak negara demokrasi baru dalam kerangka kerja ini. Oleh karena itu, kami mengidentifikasi tiga faktor penentu politik dari ketimpangan pendapatan, yaitu preferensi multidimensi, kegagalan pasar politik, dan kapasitas negara yang lemah. Dampak dari faktor-faktor politik ini tidak terbatas pada masalah ketimpangan pendapatan, melainkan terkait dengan fungsi-fungsi demokrasi secara umum. Dalam buku ini, kami berharap dapat mengembangkan argumen yang mengungkapkan kondisi-kondisi yang menentukan berfungsinya demokrasi. Dalam hal ini, studi ini membahas demokrasi, khususnya di negara-negara yang baru saja mengalami demokratisasi.
No copy data
No other version available