Text
Principles and Practice of Stereotactic Radiosurgery
Stereotactic Radiosurgery (SRS) adalah prosedur medis yang melibatkan pengiriman dosis radiasi terkonsentrasi secara tepat ke target tertentu di dalam tubuh, biasanya otak, tanpa memerlukan sayatan bedah. Berikut adalah beberapa prinsip dan praktik utama yang terkait dengan Bedah Radio Stereotaktik: (1). Penargetan yang Tepat: SRS mengandalkan penargetan tiga dimensi yang sangat akurat dari area perawatan. Ketepatan ini dicapai melalui teknik pencitraan canggih seperti CT (computed tomography) atau MRI (magnetic resonance imaging). (2). Sesi Tunggal atau Sedikit: Tidak seperti terapi radiasi konvensional, yang sering diberikan selama beberapa sesi, SRS biasanya melibatkan satu atau beberapa sesi radiasi dosis tinggi. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan dosis radiasi ke target sambil meminimalkan paparan jaringan sehat di sekitarnya. (3). Peralatan Radiosurgical: Peralatan khusus, seperti akselerator linier atau pisau gamma, digunakan untuk memberikan dosis radiasi yang tepat. (4). Radiosurgery Gamma knife, misalnya, menggunakan sinar gamma dari sumber cobalt-60 yang difokuskan pada target dari berbagai arah. (5). Perencanaan Perawatan: Sebelum prosedur, perencanaan perawatan terperinci dilakukan dengan menggunakan data pencitraan. Tim medis menentukan dosis radiasi yang tepat dan memastikan bahwa struktur kritis terhindar sejauh mungkin. (6). Indikasi: SRS biasanya digunakan untuk mengobati tumor berukuran kecil hingga sedang di otak, malformasi arteriovenosa (AVM), dan gangguan fungsional tertentu seperti neuralgia trigeminal. (7). Prosedur Rawat Jalan: SRS sering dilakukan secara rawat jalan, artinya pasien biasanya dapat pulang pada hari yang sama dengan prosedur. (8). Pemantauan Lanjutan: Setelah prosedur, pasien dipantau secara teratur melalui studi pencitraan untuk menilai efektivitas pengobatan dan untuk mengidentifikasi potensi komplikasi. (9). Pendekatan Kolaboratif: Perencanaan dan pelaksanaan SR melibatkan tim multidisiplin, termasuk ahli onkologi radiasi, ahli bedah saraf, fisikawan medis, dan terapis radiasi. (10). Minimal Invasif: Radiosurgery stereotactic dianggap invasif minimal karena tidak melibatkan metode bedah tradisional. Akibatnya, seringkali ada dampak yang lebih kecil pada jaringan sehat di sekitarnya, dan periode pemulihan umumnya lebih singkat dibandingkan dengan operasi tradisional. (11). Pemilihan Pasien: Tidak semua kondisi cocok untuk SRS, dan pemilihan pasien sangat penting. Tim medis mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran dan lokasi lesi, kesehatan pasien secara keseluruhan, dan karakteristik spesifik dari penyakit yang sedang dirawat. Jadi, penting untuk dicatat bahwa meskipun radiosurgery stereotactic adalah modalitas pengobatan yang kuat dan efektif untuk kondisi tertentu, penerapannya bergantung pada diagnosis dan riwayat medis masing-masing pasien. Setiap kasus unik, dan keputusan tentang pengobatan dibuat secara kolaboratif oleh tim medis berdasarkan keadaan spesifik pasien.
No copy data
No other version available