Text
Pseudogap and Precursor Superconductivity Study of Zn doped YBCO
Superkonduktivitas suhu tinggi adalah salah satu persoalan paling menarik dan membingungkan dalam fisika. Meskipun banyak sekali penelitian yang dilakukan, mekanismenya belum dapat dijelaskan sejauh ini. Salah satu masalah serius adalah keadaan normal “abnormal” yang disebut “keadaan pseudogap”. Tesis ini menantang masalah ini melalui pengukuran spektrum optik terpolarisasi sumbu c untuk YBa2Cu3Oy (YBCO) yang didoping Zn. Penulis telah secara tepat mengukur spektrum reflektifitas optik sumbu c YBCO pada rentang energi yang luas dari 2,5 meV hingga 20 eV dan telah menyelidiki suhu, doping pembawa, dan ketergantungan kandungan Zn. Hasilnya, ia menemukan bahwa (i) pembawa yang terlibat dalam pembentukan pseudogap tidak berkontribusi terhadap superkonduktivitas, (ii) pseudogap terus terbuka bahkan di bawah Tc, (iii) pseudogap diamati bahkan pada YBCO nonsuperkonduktor dengan substitusi Zn. , dan (iv) suhu pseudogap berada di bawah suhu transisi superkonduktor dalam rezim overdoped. Mengenai asal usul pseudogap, telah terjadi perdebatan panjang antara dua penafsiran yang berbeda: yang pertama adalah bahwa fenomena pseudogap adalah pendahulu superkonduktivitas dan yang lainnya adalah bahwa fenomena tersebut merupakan suatu tatanan yang bersaing dengan superkonduktivitas. Semua temuan yang tercantum di atas jelas menyangkal penafsiran sebelumnya dan mendukung penafsiran kedua. Meski pendahulu superkonduktivitas ternyata bukan asal muasal pseudogap, bukan berarti fenomena seperti itu tidak ada. Faktanya, ada beberapa laporan bahwa fenomena pendahulu superkonduktivitas diamati pada suhu yang lebih rendah dari suhu pseudogap. Namun, karakteristik suhu dan ketergantungan dopingnya berbeda-beda, bergantung pada probe pengukuran, sehingga membuat kita jauh dari pemahaman tentang fenomena ini. Dalam karya tesis ini, dari analisis berat spektral konduktivitas optik, kondensat superkonduktor terdeteksi jauh di atas Tc. Kehadiran kondensat superkonduktor juga dikonfirmasi pada bagian imajiner konduktivitas optik. Suhu karakteristik, Tp, ditemukan menurun dengan substitusi Zn, mengikuti perubahan Tc dengan kandungan Zn, yang menunjukkan bahwa fenomena yang diamati memang merupakan pendahulu superkonduktivitas. Anehnya, ketika doping pembawa berkurang, Tp meningkat sedangkan Tc menurun. Hal ini sangat menunjukkan bahwa mekanisme pasangan superkonduktivitas terkait dengan korelasi elektron kuat yang dihasilkan oleh isolator Mott. Selain itu, penulis berhasil mendeteksi fluktuasi superkonduktor konvensional yang suhu permulaannya bertepatan dengan apa yang dilaporkan sebelumnya sebagai pendahulu superkonduktivitas. Studi sistematis saat ini telah berhasil menyelesaikan masalah kontroversial terkait prekursor superkonduktivitas. Kesimpulannya, penelitian ini memberikan kontribusi besar terhadap penjelasan keadaan elektronik dan mekanisme superkonduktivitas superkonduktor cuprate, yang merupakan hasil kerja bagus penulis termasuk persiapan sampel yang cermat, pengukuran spektrum optik yang tepat, dan detail untuk analisis data.
No copy data
No other version available