Text
Planters against Peasants; The Agrarian Struggle in East Sumatra 1947-1958
Teks ini merupakan pengantar atau ulasan terhadap karya terakhir Karl J. Pelzer, seorang ahli geografi sosial yang meneliti sejarah dan dinamika sosial-ekonomi Sumatra Timur (East Sumatra), terutama dalam konteks perkembangan perkebunan kolonial dan dampak politiknya. Berikut inti atau ringkasannya: Inti Ringkasan Pelzer menggambarkan Sumatra Timur sebagai wilayah yang paling ekstrem dan representatif dari perubahan sosial di Indonesia kolonial—lebih luas, lebih maju, dan lebih kompleks dibanding daerah lain seperti Jawa. Di sinilah perkebunan besar (tobacco, karet, teh, kelapa sawit) berkembang pesat di bawah kendali Barat, menimbulkan ketimpangan ekonomi, konflik sosial, dan ketegangan politik yang luar biasa. Melalui dua karya utamanya; 1. Planter and Peasant (1978) — membahas perkembangan perkebunan di masa kolonial (1863–1940); 2. Planters against Peasants (ditinggalkan belum selesai saat meninggal) — membahas masa setelah revolusi Indonesia, ketika pemilik perkebunan Eropa berjuang mempertahankan aset mereka di tengah arus nasionalisme. Pokok-Pokok Isi; 1. Transformasi besar (1863–1940); Dari percobaan kecil Jacobus Nienhuys dengan tembakau hingga menjadi wilayah 500.000 hektar perkebunan asing. Sekitar 60% tanah dikuasai Eropa, sementara penduduk meningkat drastis dan banyak didatangkan dari Jawa atau Cina. Hasil utama ekspor menjadikan wilayah ini “dollar land of Indonesia.” Konflik utama; Pergeseran sistem hukum dan kepemilikan tanah antara hukum adat (kulit bumi sebagai milik komunal) dan hukum kolonial (tanah sebagai properti individual) menimbulkan ketegangan panjang. Pelzer menelusuri bagaimana pemerintah kolonial berupaya mengubah konsesi adat menjadi hak milik legal, tapi selalu gagal menyeimbangkan kepentingan rakyat dan perusahaan asing. Aspek multidisipliner; Pelzer menghubungkan unsur geografi, ekonomi, hukum, politik, dan budaya dengan cermat dan seimbang, menunjukkan bahwa transformasi agraria kolonial bukan sekadar perubahan ekonomi, melainkan juga pergeseran struktur sosial dan identitas masyarakat. Kesimpulan Umum; Meskipun karya terakhir Pelzer tidak selesai, tulisannya menunjukkan bahwa Sumatra Timur merupakan cermin proses pembentukan Indonesia modern; dari pembongkaran sistem kolonial menuju bangsa yang berdaulat, dengan seluruh kompleksitas konflik tanah, etnis, dan kekuasaan yang menyertainya.
No copy data
No other version available